Jumat, 22 Juni 2012

KENAPA KITA BISA MIMPI?

Kalau mendengar kata mimpi, seringkali kita mengkaitkannya dengan sesuatu yang gaib atau tidak bisa dijelaskan dengan logika. Namun, ternyata ada juga lo, penjelasan tentang mengapa dan bagaimana manusia bisa bermimpi.


Sepertiga hidup manusia dihabiskan dengan tidur, dan ketika manusia tidur, pasti ada kalanya manusia bermimpi, walau kebanyakan mimpi kita tidak bisa kita ingat. Sebenarnya tidur dan bermimpi adalah hal alami yang penting bagi manusia. Dengan tidur, manusia dapat menyegarkan tubuh kembali. Dan dengan bermimpi kita dapat menghilangkan stres kita.



Semua mimpi yang manusia alami saat tidur, ada hubungannya dengan emosi-emosi, ketakutan-ketakutan, kerinduan-kerinduan, kebutuhan-kebutuhan dan kenangan-kenangan kita. Walau memang ada kalanya, kita juga tidak tahu dan tidak pernah mengalami hal yang terjadi dalam mimpi kita. Melalui mimpi, kita dapat merealisasikan sesuatu yang tidak mungkin terjadi dalam hidup kita. Sehingga dalam hal ini, mimpi dapat membantu manusia untuk mengurangi stres.


Lalu bagaimana proses manusia bermimpi ?

Ketika manusia tidur, gelombang otak tetap dihasilkan oleh 'lalu lintas elektro' yang melintas melalui neuron-neuron dalam otak. Gelombang otak tersebut dihasilkan berdasarkan keadaan seseorang, apakah orang tersebut terjaga, waspada, mengantuk atau tertidur lelap. Gelombang otak ini dapat diukur dengan alat bernama elektroensefalograf ( EEG ).


Ada beberapa tahapan dalam tidur manusia. Antara lain, tahap setengah sadar, tahap terlelap, tahap NREM ( nonrapid eye movement ) dan tahap REM ( rapid eye movement ). Yang dimaksud dengan REM adalah kondisi yang ditunjukkan manusia, yang menunjukkan mereka sedang bermimpi. Hal ini ditunjukkan dengan gerakan mata yang cepat dibawah kelopak mata. Kondisi ini terjadi sekitar 20 persen dari tidur malam orang dewasa, sedangkan pada bayi yang baru lahir menghabiskan lebih dari 80 persen total waktu tidurnya dengan REM. Tahapan tidur terus terjadi berulang hingga 5 kali dengan selang waktu 90 menit. Periode REM terakhir berlangsung hingga 50 menit.

Selain itu, ada beberapa faktor yang membuat mimpi setiap orang berbeda. Mulai dari kondisi fisik ( sehat atau sakit ), faktor biologis, faktor lingkungan dan mental manusia yang sedang bermimpi tersebut.


Semoga artikel kali ini dapat menjawab pertanyaan anda tentang mengapa manusia bisa bermimpi dan proses mimpi tersebut. sekian :)
sumber : popdyoup.blogspot.com

Rabu, 13 Juni 2012

Makalah Mamalia - oleh Rudianto, Mahasiswa Pogram Study Pendidikan Biologi, STKIP Muhammadiyah Bone


Rudianto
BAB I
PENDAHULUAN

      A.    Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang memiliki keragaman hayati yang melimpah baik flora maupun fauna.Kekayaan keragaman hayati ini membiarkan keuntungan yang besar bagi masyarakat. Di antaranya dapat memenuhi kebutuhan manusia juga mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
Protein sebagai salah satu sumber pembangun tubuh dapat berasal dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani). Protein yang berasal dari hewan mempunyai kandungan yang sempurna dibandingkan dengan protein nabati. Oleh karena itu pengadaan sumber protein hewani harus diupayakan.
Sehubungan dengan itu penulis terusik untuk memilih karya tulis yang berjudul “Mamlia”

      B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Pengertian mamalia?
2.      Jenis-jenis Mamalia di Indonesia?

      C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian mamlia
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis mamalia yang ada di indonesia


BAB II
PEMBAHASAN

     A.    Pengertian Mamalia

Mamalia adalah endotermik (berdara panas), mamlia memiliki rangaka bertulang keras dan rahang bawah yang tersusun atas satu tulang saja. Mamlia benafas dengan paru-paru.beberapa mamalia bertelur, adapula yang membawa anak dalam kantong. Namun, sebagian besar mamalia memiliki plasenta dan melahirkan anak. Mamlia hidup didarat, diudara , maupun air. (erlangga : e.encyclopedia sains, hal : 304)
Siklus hidup, siklus hidup seekor hewan dimuali dari awal generasi hinga permulaan ganerasi berikutnya. Bagi banyak serangga, hanya dibutuhkan beberapa minggu untuk menjadi dewasa dan bereproduksi sendiri. Namun, hewan besar memerlukan waktu bertahun-tahun. Sejumlah hewan bereprodusi sekali dan mati, namun banyak yang bereproduksi berulang-ulang selama masa dewasanya. Sejumlah hewan mengalami METAMORFOSIS, perubahan secara bertahap maupun langsung, menjadi bentuk dewasa.
Metamorphosis melibatkan perubahan radikal dari hewan muda menjadi bentuk dewasa. hewan muda, dikenal sebagai larva, hidup dalam cara yang berbeda dengan dewasa. metamorphosis tak sempurna,transformasi kecebong menjadi katak , melibatkan sejumlah perubahan bertahap. Metamorphosis sempurna , seperti pada perubahan ulat menjasi kupu-kupu, berlangsung dalam kepompong dan menyusub ulang bagian tubuh secara total.                                                                                                                                                                                                           
     B.     Rantai Makanan
Rantai – rantai makanan, jaring-jaring makanan dan tingkat-tingkat trofik  Energi pangan sumber daya di dalam tumbuh-tumbuhan melalui satu seri organisme dengan diulang-ulang dimakan dan memakan dinamakan rantai makanan. Rantai-rantai pangan terdiri dari dua tipe dasar; rantai pangan perumputan, yang mulai dari dasar tumbuh-tumbuhan hijau ke herbivora yang merumput (yakni organisme yang makan tumbuhan hijau) dan terus ke karnivora (yakni pemakan binatang); dan rantai pangan sisa, yang dimulai dari bahan-bahan mati ke mikroorganisme dan kemudian ke organisme yang makan sisa detritivora dan pemangsanya.
Di dalam komunitas-komunitas alam yang kompleks, organisme-organisme yang makanannya diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dengan jumlah langkah yang sama dikatakan termasuk ke dalam tingkat trofik yang sama. Jadi tumbuh-tumbuhan hijau (tingkat produsen) menduduki tingkat trofik pertama, pemakan-pemakan tumbuhan tingkat trofik kedua (tingkat konsumen primer pertama), karnivora yang makan herbivora, tingkat ketiga (tingkat konsumen sekunder) dan karnivora sekunder tingkat keempat (tingkat konsumen tertier). Perlu ditegaskan bahwa klasifikasi trofik ini merupakan satu dari fungsi dan bukan dari jenis; populasi jenis tertentu dapat menduduki satu, atau lebih dari satu, tingkat trofik menurut sumber energi yang sebenarnya di asimilasi. Arus energi pada tingkat trofik sama dengan seluruh asimilasi (A) pada tingkat itu, yang sebaliknya sama dengan produksi (P) biomas ditambah dengan respirasi (R). Organisme dekomposer ditempatkan pada kotak terpisah sebagai cara memisahkan rantai pangan perumputan dan sisa-sisa. Seperti telah dikemukakan dalam Bab 2, “dekomposer” sebenernya merupakan golongan campuran dilihat dari segi tingkat energinya.

 
BAB III
KONSEP – KONSEP DASAR EKOSISTEM

      A
. Tingkatan Dalam Ekosistem
Setiap individu membutuhkan lingkungan fisik tertentu sebagai komunitas biotic harus berinteraksi dengan komunitas abiotik. Dalam habitat terjadi interksi-interaksi yng sangat komplek dan sangat rumit antar komponen, antar komunitas dan habitat walaupun begitu interaksi tetap berjalan secara normal sehingga antara komunitas biotic dan habitat membentuk sebuah system ekologi atau disebut ekosistem.
1)      Individu
Merupakan sebutan dari organisme utuh (tunggal) yang tidak dapat hidup sendirian sehingga harus berinteraksi dengan sejenis maupun lain jenis dan cenderung berinteraksi dengan individu yng sejenis karena mempunyai kebutuhan yang sama. Individu berasal dari berbagai macam tingkatan yaitu sebagai berikut : senyawa anorganik (H, N, C, O) berorganisasi menjadi organel sel jaringan organ system organ individu organisme.
2)      Populasi
Merupakan sekelompok individu yang mempunyai kebutuhan sama dn saling berinteraksi, serta menempati pada habitat tertentu, sehingga kebutuhan hidup mulai terpenuhi karena adanya interaksi.
3)      Komunitas Biotik
Membentuk kelompok yang lebih besar antara beberapa populasi saling berinteraksi karena adanya sifat kebutuhan yang berbeda, interaksi yang terjadi semakin lengkap namun semua kebutuhan belum dapat terpenuhi.
4)      Habitat
Merupakan tempat tinggal (wilayah) yang dihuni oleh komunitas biotic. Komunitas biotic akan berinteraksi dengan tempat tinggal di sekitarnya. Interaksi yang terjadi sangat komplek yang berlangsung secara normal dan seimbang sehingga membentuk sesuatu sistem yaitu interaksi-interaksi yang menyatukan komponen yang ada.
5)      Ekosistem
Merupakan interaksi antara komunitas biotik dengan habitatnya yang di dalamnya terdapat beberapa komponen abiotik yng sifatny komplek serta mambantuk suatu kesatuan yang utuh dan menjalankan sebuah fungsi tertentu.
6)      Biosfer
Merupakan tingkatan ekosistem terbesar, yang mencakup seluruh bentuk kehidupan di bumi.

   B
. Sifat Ekosistem
Sistem yaitu interaksi-interaksi yang menyatukan komponen yang ada menjadi satu kesatuan dan menjadikan sebuah fungsi tertentu. Dari sudut pandang lain, sistem merupakan sekelompok komponen yang saling terkait, dan saling mempengaruhi sehingga mambentuk suatu kesatuan secara utuh. Syarat dari sebuah sistem yamg baik yaitu adanya interaksi antar komponen harus serasi dan seimbang, keseimbangan dalam ekosistem dinamakan keseimbangan yang dinamis(steddy state) yaitu keseimbangan yang sewaktu-waktu bisa mengalami perubahan yang akan diikuti oleh berbagai macam proses sehingga akan berakhir dengan keseimbangan yang baru.
Di dalam sebuah ekosistem yang menjadi sebab dari setiap ekosistem mempunyai keseimbangan yang steady state karena adanya mekanisme umpan balik. Umpan balik dapat diartikan sebagai pengaruh balik yang diberikan oleh komponen yang turut berubah kepada komponen yang pertama kali berubah.
Umpan balik ada 2 macam yaitu sbb :
1.      Umpan balik positif
yaitu umpan balik yang mendukung terjadinya perubahan.
2.      Umpan balik negative
Yaitu umpan balik yang menghambat terjadinya perubahan sehingga perubahan akan berhenti.


BAB IV
ADAPTASI

Adaptasi adalah setiap sifat atau bagian yang dimiliki oleh organisme yang berguna bagi kelanjutan hidupnya pada keadaan sekeliling habitatnya.
Sifat-sifat tersebut memungkinkan organisme atau tanaman mampu menggunakan lebih baik unsur-unsur yang tersedia (hara, air, suhu, cahaya juga sifat resistensi terhadap pengganggu/penyakit atau hama).
Tamanan dapat mempunyai adaptasi morfologis seperti kekuatan batang atau bentuk tanaman dan adaptasi fisiologis yang menghasilkan ketahanan parasit, kemampuan yang lebih besar dalam mengambil unsur-unsur hara atau tahan terhadap kekeringan. Sebetulnya perbedaan yang jelas tidak ada karena keduanya sama-sama menggambarkan proses fisiologis. Jadi adaptasi dapat dinyatakan sebagai kemampuan individu untuk mengatasi keadaan lingkunggan dan menggunakan sumber-sumber alam lebih baik untuk mempertahankan hidupnya dalam relung (nisia, niche) yang diduduki.
Keadaan lingkungan disini berarti keadaan yang terus menerus berubah selama pertumbuhan tanaman berlangsung. Hal ini berarti setiap organisme mempunyai adaptasi untuk dihup pada berbagai macam keadaan lingkungan. Dengan demikian berarti organisme (setiap makhluk hidup) merupakan hasil keturunan biologi dalam lingkungannya. Johannsen (1903) memberikan istilah genotipe untuk sifat-sifat keturunan yang diterima organisme yang relatif konstan selama hidupnya. Sedang fenotipe untuk rupa atau bentuk organisme yang akan selalu mengalami perubahan.
A.  Sumber Adaptasi
Sudah merupakan suatu pendapat umum bahwa setiap makhluk hidup (organisme) itu dapat hidup dalam suatu keadaan lingkungan tertentu. Misalnya: ikan hdup di dalam air karena alat pernafasannya, burung-burung terbang karena mereka mempunyai sayap. Banyak tanaman digurun (padang pasir) yang mempunyai struktur tertentu yang memungkinkan mereka dapat bertahan pada lingkungannya. Semua kemampuan ini disebut adaptasi, tetapi bagaimana terjadinya adaptasi ini?
Jean Baptise Lamarch (1744 – 1829) seorang ahli biologi Perancis yang juga merupakan penganut faham teleologi, mencoba menerangkan perubahan-perubahan tersebut. (Teleologi adalah sautu faham yang mengatakan bahwa adaptasi timbul karena diingini, yaitu perubahan struktur atau bentuk yang terjadi karena adanya keinginan yang timbul dari dalam untuk menghadapi perubahan lingkungan).
Menurut dia, tingkat perkembangan suatu organ adalah sebanding dengan penggunaannya dan apa yang diperoleh atau diubah pada individu dalam masa hidupnya adalah kekal dan bilamana terdapat dalam dua jenis kelamin, sifat itu akan diturunkan.
Darwin (1809 – 1882) yang membuka tabir dari misteri ini. Menurut pendapatnya, organisme menjadi sesuai dengan lingkungannya dalam proses evolusi, proses ini dikendalikan oleh varian-varian genetik hasil seleksi alami yang relatif lebih baik ketahanannya.
Pokok-pokok teori Darwin itu sebagai berikut:
1.      Sesuai dengan Malthus bahwa kecepatan berkembang biak dari binatang lebih besar   daripada mempertahankan jumlahnya.
2.      Apabila banyak individu yang musnah maka akan terjadi suatu kemauan untuk bertahan, baik di antara anggota dari jenis yang sama maupun di antara anggota-anggota dari jenis yang berbeda.
3.       Keragaman binatang berikut variasi-variasinya yang ada akan diturunkan.
4.      Dalam berjuang mempertahankan eksistensi kehidupannya, organisme yang tahan akan terus hidup dan yang lemah akan kalah dan musnah.
Point keempat dari teori Darwin inilah yang dikenal dengan seleksi alami dimana variasi yang dapat bertahan akan terkumpul untuk mengalami lagi perubahan untuk selanjutnya menuju kearah adaptasi. Perubahan bertingkat ini kalau cukup lama akan membentuk suatu spesies baru.

Wallace dan Srb (1963) kurang menyokong pendapat Darwin yang menyatakan bahwa adaptasi yang prosesnya sampai pada tingkatan dimana kemampuan menyesuaikan diri sudah berlangsung turun temurun pada prinsipnya adalah proses evolusi. Dalam hal ini beliau menegaskan bahwa perubahan bentuk atau fungsi dalam proses adaptasi secara turun temurun yang berlangsung perlahan-lahan adalah perubahan secara evolusi, tetapi bukanlah berarti semua proses evolusi sama dengan adaptasi atau sebaliknya.
Jadi arti dari evolusi asalnya suau jenis jelas dihasilkan oleh alam.
Dari teori ini timbul “Konsep Genetik Adaptasi” yang menyatakan bahwa adaptasi terjadi karena seleksi lingkungan yang bekerja sebagai saringan terhadap variasi-variasi genetik yang ada. Baik Darwin maupun Wallace (mempunyai teori yang sama dengan Darwin), melihat organisme secara keseluruhannya, dalam kehidupan di alam sekitarnya. Mereka melihat bahwa pengaruh luar memberi efek pada organisme atau ekologi tumbuhan dan binatang.

B.  Nilai Adaptasi Dan Koefisien Seleksi
Nilai adaptasi dalam suatu tanaman ditentukan oleh banyak faktor termasuk:
- Vigor somatik
- Daya tunbuh
- Lamanya periode reproduksi
- Banyaknya keturunan (biji, dll.)
- Efisiensi mekanisme pollinasi
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk:
1. memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
2. mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
3. mempertahankan hidup dari musuh alaminya.
4. bereproduksi.
5. merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.

C.  Bentuk adaptasi
Adaptasi terbagi atas tiga jenis yaitu:
1. Adaptasi Morfologi
adalah penyesuaian struktur alat tubuh luar suatu organisme terhadap lingkungan tempat hidupnya, adaptasi morfologi meliputi bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki burung berbeda sesuai makanannya. Contoh adaptasi morfologi adalah sebagai berikut:
a. Bentuk kaki berbagai jenis
Bentuk kaki atau cakar burung dapat dibedakan menjadi tipe perenang, tipe pemanjat, petengger, pejalan, dan pencengkram.
b. Bentuk paruh berbagai jenis burung
Bentuk paruh burung dapat dibedakan menjadi tipe pemakan biji, pemakan daging, pemakan ikan dan penghisap madu.
c. Alat gerak berbagai jenis hewan.
Bentuk alat gerak bagian depan hewan dapat dibedakan menjadi sirip, sayap, selaput tipis, kaki depan dan lengan.
d. tumbuhan darat
    1. Xerofit adalah tumbuhan darat yang hidup di daerah kurang air (kering) contohnya kaktus.
    2. Higrofit adalah tumbuhan darat yang hidup pada lingkungan lembab, contohnya lumut.
e. Tumbuhan air
Hidrofit adalah tumbuhan yang hidup didalam air, contohnya teratai.

2. Adaptasi Fisiologi
adalah penyesuaian fungsi alat-alat tubuh bagian dalam suatu organisme terhadap lingkungan tempat hidupnya. Adaptasi fisiologi meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu organisme. Contoh: dihasilkannya enzim selulase oleh hewan memamah biak. Contoh adaptasi fisiologis adalah sbb.
a. Herbivora dapat mencerna rumput atau daun yang banyak mengandung serat (selulosa) dengan bantuan enzim selulase.
b. Teredo navalis yang hidup kayu galangan kapal, dapat mencerna kayu dengan serat selulase.
c. Penyesuaian sel-sel retina mata manusia terhadap rangsangan cahaya.
d. Tubuh manusia mampu menambah sel darah merah apabila ada didaerah pegunungan yang tinggi agar dapat mengikat oksigen labih banyak agar dapat mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh.

3. Adaptasi Tingkah Laku
adalah penyesuaian tingkah laku suatu organisme terhadap lingkungan tempat hidupnya. Adaptasi tingkah laku meliputi perubahan tingkah laku misalnya
a. ikan paus yang sesekali menyembul ke permukaan untuk mengambil udara.
b. Bunglon mengubah warna tubuh sesuai dengan warna lingkungan untuk mengaburkan pandangan mata musuh.
c. Rayap suka memakan kembali kelupasan kulitnya untuk memperoleh kembali flagellata penghasil enzim selulase.
d. Daun jagung akan menggulung apabila udara sangat panas.
e. Kerbau suka berkubang untuk mengurangi pengaruh panas pada tubuhnya dan agar kulitnya yang tebal menjadi lunak.

 DAFTAR PUSTAKA

• Odum, eugene,P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi, edisi ketiga, Yogyakarta ; Universitas. Gajah Mada Press
• Odum, howard, T. 1992. Ekologi sistem, Yogyakarta ; Universitas Gajah Mada Press
• Polunin, nicholas. 1997. Teori ekosistem dan penerapannya. Yogyakarta ; Universitas Gajah Mada Press
• Susatyo, ari. 2003. Petunjuk praktikum ekologi. Semarang ; IKIP PGRI Semarang